ANALISIS PENGARUH VARIABEL PROMOTION MIX TERHADAP VOLUME PENJUALAN PADA PT. COCA COLA COMPANY SEMARANG TAHUN 2010
Oleh :
DWI SETIANINGSIH
K 7408208
BIDANG KEAHLIAN KHUSUS TATA NIAGA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2011
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada dasarnya tujuan dalam mendirikan perusahaan adalah mencari laba semaksimal mungkin. Keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan itu sangat dipengaruhi oleh kemampuan perusahaan dalam memasarkan produknya. Perusahaan dapat menjual produknya dengan harga yang menguntungkan pada tingkat kualitas yang diharapkan, akan mampu mengatasi tantangan dari para pesaing terutama dalam bidang pemasaran.
Oleh karena itu untuk menarik konsumen melakukan pembelian maka perusahaan harus bisa menerapkan suatu strategi pemasaran yang tepat sesuai dengan kondisi pasar yang dihadapi. Keberhasilan strategi pemasaran dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu riset dan analisa pasar, keputusan tentang produk, penetapan harga, promosi dan distribusi.
Menurut Philip Kotler, (1993:10) agar produk yang dipasarkan dapat berhasil, maka perusahaan harus menggunakan konsep pemasaran yang meliputi manfaat, mutu atau kualitas dan kepuasan antara kebutuhan dengan keinginanan, sehingga perusahaan akan memperoleh target penjualan yang diinginkan. Sedangkan suatu produk betapapun bermanfaat, tapi jika tidak dikenal oleh konsumen, maka produk tersebut tidak akan diketahui kemanfaatannya (Fandy Tjiptono, 1995:219). Oleh karena itu perusahaan harus bisa mempengaruhi konsumen untuk dapat menciptakan permintaan atas produk itu. Sedangkan alat yang digunakan oleh perusahaan untuk memperkenalkan produk dan mendorong masyarakat untuk melakukan pembelian adalah promosi.
Kombinasi dari unsur-unsur promosi dikenal sebagai promotional mix atau bauran promosi yang terdiri dari periklanaan, promosi penjualan, publisitas dan penjualan perseorangan / wiraniaga.
Efektifitas cara promosi antara pasar barang konsumsi dengan pasar barang industri berbeda. Perusahaan yang memproduksi barang konsumsi dimulai dari iklan kemudian diikuti promosi penjualan, wiraniaga dan publisitas. Sedangkan untuk perusahaan yang memproduksi barang industri dimulai dari wiraniaga kemudian diikuti iklan, promosi, penjualan, publisitas.
Dalam menentukan unsur bauran promosi yang paling efektif dan mengkombinasikan antar unsur-unsur tersebut adalah merupakan tugas dari manajemen pemasaran. Dengan penaksiran bauran promosi diharapkan akan dapat diketahui pengaruhnya terhadap volume penjualan dan seberapa besar hasil yang diperoleh sebagai akibat dari dana yang dikeluarkan untuk kegiatan promosi tersebut.
Perusahaan PT. Coca Cola Company adalah salah satu perusahaan bergerak di bidang minuman. Perkembangan perusahaan minuman PT. Coca Cola Company pada saat ini sudah mampu menembus pasar luar negeri. Walaupun demikian ada juga produknya ada yang kurang diminati oleh masyarakat. Hal itu disebabkan dari semakin ketatnya persaingan, sehingga perusahaan menghadapi masalah bagaimana agar perusahaan dapat meningkatkan volume penjualan untuk seluruh produk yang dihasilkan dengan disertai oleh peningkatan penjualan.
Dengan melihat permasalahan yang ada pada perusahaan PT. Coca Cola Company di Semarang maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan mengambil judul: “ANALISIS PENGARUH VARIABEL PROMOTION MIX TERHADAP VOLUME PENJUALAN PADA PT. COCA COLA COMPANY SEMARANG TAHUN 2010”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, muncul berbagai masalah yang berkaitan satu sama lain. Adapun permasalahan tersebut dapat penulis identifikasikan sebagai berikut:
- Bauran promosi (promotional mix) merupakan sebagai kombinasi strategi yang paling baik dari variabel-variabel periklanan, personal selling, dan alat promosi yang lain, yang semuanya direncanakan untuk mencapai tujuan penjualan. Promotion mix berpengaruh pada peningkatan volume penjualan perusahaan, sehingga perlu diperhatikan.
- Penggunaan media periklanan yang tidak sama karena semakin canggihnya media periklanan elektrik dan cetak yang mereka gunakan berpengaruh pada peningkatan volume penjualan.
- Personal selling yang digunakan dapat mempengaruhi volume penjualan, karena melalui produk dapat terjual secara langsung kepada konsumen.
- Sales promotion mempunyai pengaruh terhadap volume penjualan, karena dengan promosi penjualan yang baik akan menciptakan pelanggan yang setia dan peningkatan volume penjualan.
- Dengan adanya public relation yang diciptakan perusahaan kepada masyarakat dapat menimbulkan hubungan timbal balik antara masyarakat akan kepercayaannya terhadap perusahaan, sehingga masyarakat dapat tersugesti dan membantu volume penjualan.
C. Pembatasan Masalah
Suatu masalah dapat dikaji secara mendalam apabila masalah tersebut dibatasi. Pembatasan masalah ini dilakukan karena masalh yang timbul secara bersamaan tersebut sulit untuk diteliti seluruhnya dan kulaitas penelitian ilmiah tidak terletak pada keluasan masalahnya, tetapi terletak pada pengkajian pemecahan masalah.
1. Ruang Lingkup Masalah
Pemasalahan secara ringkas, lingkup telaah dalam penelitian ini sebagai berikut:
a. Promotion Mix (bauran promosi) adalah kombinasi strategi yang paling baik dari variabel-variabel periklanan, personal selling, dan alat promosi yang lain, yang semuanya direncanakan untuk mencapai tujuan penjualan.
b. Advertising (periklanan) adalah segala bentuk penyajian tertulis mengenai suatu gagasan, barang atau jasa yang ditampilkan melalui suatu media yang pembiayaannya ditanggung oleh perusahaan yang memerlukan jasa advertensi. Advertensi mempunyai sasaran konsumen akhir.
c. Personal Selling (penjualan perseorangan) adalah penyajian pribadi oleh tenaga penjual perusahaan dengan tujuan menjual dan membantu membina hubungan dengan pelanggan baru.
d. Sales Promotion (Promosi penjualan) adalah insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan dari suatu produk atau jasa.
e. Public Relation (Hubungan masyarakat) yakni membina hubungan baik dengan berbagai kelompok masyarakat yang berhubungan dengan perusahaan melalui publikasi yang mendukung, membina “citra perusahaan” yang baik dan menangani atau menangkal desas-desus, cerita, dan peristiwa yang dapat merugikan perusahaan.
2. Objek Penelitian
Objek penelitian merupakan hal atau peristiwa maupun kegiatan yang merupakan focus yang akan diteliti.
Variabel bebas : variable promotion mix (advertising (periklanan), personal selling (penjualan perseorangan), sales promotion (promosi penjualan) dan public relation (hubungan masyarakat)).
Variabel terikat : volume penjualan
3. Subjek Penelitian
Subjek dari penelitian ini adalah laporan penjualan pada bagian pemasaran PT. Coca Cola Company Semarang tahun 2010.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah yang telah dikemukakan, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah advertising (periklanan) berpengaruh secara signifikan terhadap volume penjualan pada PT. Coca Cola Company Semarang pada tahun 2010?
2. Apakah personal selling (penjualan perseorangan) berpengaruh secara signifikan terhadap volume penjualan pada PT. Coca Cola Company Semarang pada tahun 2010?
3. Apakah sales promotion (promosi penjualan) berpengaruh secara signifikan terhadap volume penjualan pada PT. Coca Cola Company Semarang pada tahun 2010?
4. Apakah variable public relation (hubungan masyarakat) berpengaruh secara signifikan terhadap volume penjualan pada PT. Coca Cola Company Semarang pada tahun 2010?
5. Apakah variable advertising (periklanan), personal selling (penjualan perseorangan), sales promotion (promosi penjualan) dan public relation (hubungan masyarakat) secara bersama – sama berpengaruh secara signifikan terhadap volume penjualan pada PT. Coca Cola Company Semarang pada tahun 2010?
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang diharapkan dari penelitian ini secara singkat dapat dirumasukan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui signifikasi pengaruh variabel advertising (periklanan) terhadap volume penjualan pada PT. Coca Cola Company Semarang tahun 2010.
2. Untuk mengetahui signifikasi pengaruh variabel personal selling (penjualan perseorangan) terhadap volume penjualan pada PT. Coca Cola Company Semarang tahun 2010.
3. Untuk mengetahui signifikasi pengaruh variabel sales promotion (promosi penjualan) terhadap volume penjualan pada PT. Coca Cola Company Semarang tahun 2010.
4. Untuk mengetahui signifikasi pengaruh variabel public relation (hubungan masyarakat) terhadap volume penjualan pada PT. Coca Cola Company Semarang tahun 2010.
5. Untuk mengetahui signifikasi pengaruh variabel advertising (periklanan) terhadap volume penjualan pada PT. Coca Cola Company Semarang tahun 2010.
F. Manfaat Penelitian
Setiap penelitian berharap hasil penelitiannya dapat bermanfaat. Demikian pula dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaanya sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah : penelitian diharapkan dapat mengembangkan teori terhadap dunia pendidikan khususnya mata kuliah Manajemen Pemasaran dan Strategi Promosi Penjualan.
2. Manfaat praktis
a. Bagi Perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pertimbangan bagi pimpinan perusahaan PT. Coca Cola Company Semarang dalam mengambil keputusan mengenai masalah peningkatan volume penjualan dengan variabel promotion mix yang dilakukan.
b. Bagi Karyawan
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan bagi karyawan khususnya bagian pemasaran PT. Coca Cola Company Semarang agar dapat meningkatkan volume penjualan yang diinginkan.
c. Bagi Peneliti
Penelitian ini kiranya dapat menjadi acuan bagi peneliti lain untuk mengadakah penelitian selanjutnya yang ada kaitannya dengan berbagai upaya untuk meningkatkan volume penjualan perusahaan.
BAB II
LANDASAN TEORI
- TINJAUAN PUSTAKA
- Pengertian Pemasaran
Pemasaran merupakan salah satu kegiatan-kegiatan pokok yang dilakukan oleh para pengusaha untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, berkembang dan untuk mendapatkan laba. Berhasil tidaknya dalam pencapaian tujuan bisnis, tergantung pada keahlian mereka di bidang pemasaran, produksi, keuangan maupun bidang lain. Selain itu tergantung pada kemampuan mereka dalam mengkombinasikan fungsi - fungsi tersebut agar perusahaan berjalan lancar. Untuk berhasil pemasaran harus memaksimalkan penjualan yang menghasilkan laba dalam jangka panjang. Jadi pelanggan harus benar-benar merasa kebutuhannya dipenuhi agar supaya perusahaan memperoleh kesinambungan usaha yang sangat penting bagi perusahaan. Philip Kotler (1993:5) menyatakan pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang dengan individu-individu dan kelompok - kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan mereka inginkan dengan menciptakan dan mempertemukan produk - produk dan nilai sama lain.
Menurut definisi tersebut, Philip Kotler (1993:5) menggunakan istilah kebutuhan keinginan, permintaan produk, pertukaran, transaksi dan pasar. Pengertiannya adalah mula-mula manusia harus menemukan kebutuhan terlebih dahulu kemudian berusaha untuk memenuhinya dengan cara mengadakan hubungan. Wiyadi, dkk (1995: 3) menyatakan pemasaran suatu system keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.
Dari pengertian tersebut dapat diberikan suatu gambaran bahwa pemasaran itu merupakan suatu sistem keseluruhan kegiatan terpadu. Kegiatan sudah dimulai
sebelum produk ada yaitu sejak ide tentang suatu produk muncul dan masih berlangsung setelah produk terjual. Jadi tujuan pemasaran adalah mencapai penjualan yang menguntungkan dalam jangka panjang, dengan cara memuaskan kebutuhan dan keinginan pembeli sedemikian rupa sehingga akan menjadi langganan.
- Konsep Pemasaran
Pengusaha yang sudah mulai mengenal bahwa pemasaran merupakan faktor penting untuk mencapai sukses bagi perusahaannya akan mengetahui cara dan falsafalah yang terlibat di dalamnya yaitu konsep pemasaran.
Konsep pemasaran bertujuan untuk memberikan kepuasan terhadap kebutuhan dan keinginan konsumen dengan mendapatkan sejumlah laba, maka seluruh kegiatan dalam perusahaan yang menganut konsep pemasaran harus diarahkan. Untuk memenuhi tujuan tersebut, kegiatan ini meliputi personalia, keuangan, pemasaran, produksi dan kegiatan lain.
Menurut Sofyan Assauri, (1998:72) definisi konsep pemasaran adalah orientasi manajemen yang menekankan bahwa kunci pencapaian tujuan organisasi terdiri dari kemampuan perusahaan tersebut memenuhinya dengan kepuasan yang diinginkan secara efektif dan efisien dari pesaing.
Atau secara definitif menurut Basu Swastha, (2000 : 17) konsep pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan.
Sebagai falsafah bisnis, konsep pemasaran dibuat dengan dengan menggunakan tiga faktor dasar yaitu :
1. Seluruh perencanaan dan kegiatan perusahaan berorientasi pada konsumen/pasar. Pada dasarnya perusahaan yang ingin mempraktekkan orientasi konsumen harus :
a. Menentukan kebutuhan pokok dari pembeli yang akan dilayani dan dipenuhi.
b. Memilih kelompok pembeli tertentu sebagai sasaran dalam penjualan.
c. Menentukan produk dan program pemasaran.
d. Melaksanakan dan menentukan strategi yang paling baik apakah menitikberatkan pada mutu yang lebih tinggi, harga yang murah atau model menarik.
e. Mengadakan penelitian pada konsumen untuk mengukur, menilai dan menafsirkan keinginan, sikap serta tingkah laku mereka.
2. Volume penjualan yang menguntungkan harus menjadi tujuan perusahaan.
Laba dapat diperoleh dengan melalui pemuasan konsumen. Dengan laba tersebut, maka perusahaan dapat tumbuh, berkembang dan dapat mempertahankan kelangsungan hidup usahanya.
3. Seluruh pemasaran dalam perusahaan dalam perusahaan harus dikoordinasikan dan diintegrasikan secara organisasi. Di dalam perusahaan, hal ini perlu dilakukan untuk memberikan kepuasan konsumen, juga perlu dihindari adanya pertentangan di dalam perusahaan maupun antar perusahaan dengan pasar.
Perusahaan harus menetapkan konsep pemasaran dalam praktek agar keuntungan-keuntungan yang terkandung di dalamya dapat direalisasikan dan dalam pelaksanaannya diperlukan manajemen pemasaran.
Menurut Philip Kotler, (1993:20) manajemen pemasaran adalah penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan program-program yang
ditujukan untuk mengadakan pertukaran dengan pasar yang dituju dengan maksud
mencapai tujuan organisasi. Hal ini sangat tergantung pada penawaran orang dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar tersebut serta dalam menentukan
harga, mengadakan komunikasi dan distribusi yang efektif untuk memberitahu,
mendorong serta melayani pasar.
Tugas pokok manajemen pemasaran adalah perencanaan secara terus menerus, pelaksanaan dan pengawasan. Tugas perencanaan terdiri dari mencari kesempatan yang menarik dan mengembangkan strategi pemasaran. Yang dimaksud strategi pemasaran tersebut adalah suatu pasar sasaran dan bauran pemasaran. Seorang manajer pemasaran tidak lebih puas hanya dengan merencanakan strategis sekarang.
Dalam suatu pasar dimana ada persaingan, ia harus selalu mencari kesempatan baru dan merencanakan dengan bauran-bauran pasar yang digunakan oleh perusahaan. Analisis kegiatan pemasaran diperlukan karena untuk mengetahui apakah perencanaan sudah tepat atau belum. Kemudian strategi yang menarik dipilih untuk pelaksanaan pengawasan diperlukan agar yakin bahwa rencana-rencana dilaksanakan dengan berhasil.
- Marketing Mix
Marketing mix terdiri dari empat variabel yaitu product, price, promotion dan place (distribusi). Menurut Basu Swastha dan Irawan (1990:42), yang dimaksud marketing mix adalah kombinasi dari empat variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan yaitu produk, struktur harga,
kegiatan promosi dan sistem distribusi.
Sedangkan menurut Indriyo Gitosudarmo, (1995:110) marketing mix adalah perpaduan antar produk, harga, promosi dan distribusi yang digunakan oleh pengusaha untuk memasarkan produknya atau melayani konsumennya, juga digunakan untuk mempengaruhi konsumennya.
Dari kedua definisi tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa marketing mix merupakan inti pemasaran. Setiap unsur yang terdapat dalam kombinasi tersebut saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Dari keempat variable yang terdapat dalam kedua definisi tersebut dalam kedua definisi tersebut perlu dikombinasikan dengan baik agar kegiatan pemasaran dapat bekerja secara efektif
dan efisien.
- Produk
Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk memperoleh perhatian, permintaan, pemakaian atau konsumsi yang dapat memenuhi keinginan atau kebutuhan, meliputi benda fisik, jasa, orang, organisasi, ide atau gagasan.
Dalam kebijaksanaan produk, termasuk perencanaan dan pengembangan produk, perlu adanya suatu pedoman untuk mengubah produkyang ada (produk yang sama jenisnya dengan model baru), membuat produk baru (yang benar-benar baru), atau produk tiruan yang baru bagi perusahaan tetapi baru bagi pasar. Selain itu keputusan juga perlu diambil menyangkut masalah pemberian merk, pembungkusan, warna dan kebijaksanaan pelayanan.
- Harga
Dalam kebijaksanaan harga, manajemen harus menentukan harga dasar dari produknya, kemudian kebijaksanaan menyangkut potongan harga, pembayaran ongkos kirim, persaingan harga dan strategi harga.
- Distribusi
Meliputi masalah pemilihan yang akan digunakan untuk menyalurkan produknya, serta mengembangkan sistem distribusi yang secara fisik menangani dan menyangkut produk melalui saluran tersebut. Ini dimaksudkan agar produk dapat mencapai pasar yang ingin maju dituju dengan lebih efektif dan efisien.
- Promosi
Promosi adalah unsur yang didayagunakan untuk memberitahukan dan membujuk pasar tentang produk baru perusahaan. Iklan, penjualan perorangan dan promosi penjualan merupakan kegiatan utama promosi (William J. Stanton, 1996:47).
- Komunikasi Pemasaran dan Promosi
Komunikasi pemasaran merupakan pertukaran informasi dua arah antara pihak / lembaga yang terlibat dalam pemasaran. Menurut Indriyo Gitosudarmo, (1995:245) komunikasi pemasaran adalah kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh pembeli dan penjual yang merupakan kegiatan yang membantu dalam pengambilan keputusan di bidang pemasaran serta mengarahkan pertukaran agar
lebih memuaskan dengan cara menyadarkan semua pihak untuk berbuat lebih baik.
Berarti semakin baik komunikasi pemasaran tercipta maka akan mendatangkan kepuasan yang semakin tinggi bagi semua pihak yang terlibat di dalamnya. Jadi komunikasi pemasaran dapat membantu mempertemukan pembeli dan penjual bersama-sama dalam suatu hubungan pertukaran, menciptakan arus informasi antar pembeli dan penjual yang membuat kegiatan pertukaran lebih efisien dan memungkinkan semua pihak yang terlibat dalam pemasaran untuk mencapai persetujuan pertukaran yang memuaskan. Sedangkan promosi merupakan arus informasi satu arah dan hanya dilakukan oleh satu organisasi/individu tertentu.
Basu Swastha, (2000:237) menyatakan promosi adalah arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran.
Jadi promosi merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam manajemen pemasaran, dan sering dikatakan sebagai proses berlanjut karena promosi dapat menimbulkan rangkaian kegiatan selanjutnya dari perusahaan.
- Promotional Mix
Menurut Indriyo Gitosudarmo, (1995:240) yang dimaksud Promotional Mix adalah kombinasi strategi yang paling baik dari variabel-variabel periklanan, personal selling, dan alat promosi yang lain, yang kesemuanya direncanakan untuk mencapai tujuan program penjualan.
Dari definisi dapat disimpulkan bahwa variabel Promotional Mix ada empat yaitu:
1. Periklanan
Periklanan merupakan bentuk komunikasi non individu dengan sejumlah biaya dengan media tertentu yang dilaksanakan oleh perusahaan, organisasi non laba ataupun para individu. Adapun tujuan utama periklanan adalah meningkatkan permintaan atas produk yang ditawarkan. Sedangkan manfaat periklanan adalah :
a. Memungkinkan penjual untuk berkomunikasi dengan banyak orang sekaligus.
b. Memungkinkan penjual untuk menyebarkan informasi tentang produk dan perusahaan.
c. Memungkinkan penjual untuk mendramatisir perusahaan dan produknya melalui penguunaan cetakan, suara dan warna yang menarik perhatian.
2. Personal Selling
Personal Selling merupakan usaha untuk memperkenalkan suatu produk melalui komunikasi langsung (tatap muka) agar konsumen tertarik untuk membeli produk yang ditawarkan. Sebagai salah satu variabel dari promosi personal selling memungkinkan penjual untuk :
a. Mengadakan hubungan langsung dengan calon pembeli sehingga penjual lebih dapat mengamati karakteristik beserta kebutuhan pembeli.
b. Memperoleh tanggapan dari calon pembeli.
c. Membina berbagai macam hubungan dengan pembeli baik dalam hubungan bisnis maupun persahabatan yang erat.
Jadi, dalam personal selling terjadi interaksi langsung, saling bertemu muka antara pembeli dengan penjual, sehingga dapat diketahui secara langsung keinginan, perilaku dan motif pembelian dari konsumen, sekaligus dapat melihat reaksi konsumen. Dengan demikian perubahan dapat lebih segera mengadakan penyesuaian-penyesuaian.
3. Public Relation
Menurut Basu Swastha (2000:273), public relation adalah sejumlah informasi tentang seseorang, barang, atau organisasi yang disebarluaskan ke masyarakat melalui media tanpa dipungut biaya, ataupun tanpa pengawasan dari sponsor. Bila dibandingkan dengan alat promosi yang lain, public relation memiliki beberapa kebaikan antara lain :
a. Lebih dapat dipercaya, sebab berupa suatu berita bukan iklan.
b. Dapat menjangkau orang-orang yang tidak mau membaca iklan.
c. Jauh lebih murah, karena tanpa biaya.
d. Dapat ditempatkan pada halaman depan dari sebuah surat kabar atau pada posisi lain yang menyolok.
4. Promosi penjualan
Promosi penjualan merupakan kegiatan pemasaran selain personal selling, periklanan dan public relation yang mendorong efektifitas pembelian konsumen dan pedagang dengan menggunakan alat seperti peragaan, pameran, demonstrasi dan sebagainya.
Berikut adalah metode-metode promosi penjualan :
a. Pemberian contoh barang secara cuma-cuma, ini merupakan salah satu alat promosi penjualan yang dianggap paling mahal tapi juga paling efektif.
b. Kupon berhadiah, cara ini sangat efektif karena membuat orang mudah tertarik.
c. Rabat, merupakan pengurangan harga yang diberikan kepada pembeli
d. Potongan harga
e. Peragaan, memamerkan barang-barang pada waktu tertentu, tempat dan situasi tertentu
f. Tujuan Promotional Mix
Tujuan dari Promotional Mix ada empat yaitu :
- Motifikasi tingkah laku
Kegiatan promosi atau bauran promosi akan selalu berusaha merubah tingkah laku dan pendapat serta memperkuat tingkah laku yang ada.
- Memberitahu
Kegiatan ini dilakukan untuk memberitahu pasar yang akan dituju tentang penawaran produk perusahaan.
- Membujuk
Membujuk sasaran akan menjadi penting bila para pesaing menawarkan produk-produk yang sama. Perusahaan tidak hanya memberitahukan pelanggan bahwa produknya tersedia, tetapi juga harus membujuk para pelanggan untuk membeli.
- Mengingat
Kegiatan ini digunakan bila pelanggan mempunyai sikap yang positif terhadap penawaran produk perusahaan. Tujuan ini dapat menjadi sangat penting, karena walaupun telah tertarik dan membeli produk yang ditawarkan tetapi mereka masih tetap menjadi sasaran promosi para pesaing, sehingga mengingatkan mereka kembali pada kepuasan yang lalu dapat menjaga mereka untuk tidak beralih kepada pesaing.
g. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Promotional Mix
Dalam menentukan variabel promotional mix yang paling efektif merupakan tugas yang sulit bagi manajemen pemasaran. Hal ini disebabkan karena adanya faktor-faktor yang mempengaruhi dalam penemuan variabel promotional mix yang tidak dapat diabaikan (Basu Swastha dan Irawan, 1990:355).
Faktor-faktor tersebut antara lain :
1. Jumlah dana
Suatu perusahaan yang mempunyai dana lebih besar kegiatan promosinya akan lebih efektif dibandingkan dengan perusahaan yang hanya mempunyai dana terbatas.
2. Sifat pasar
Ada tiga macam sifat pasar yaitu :
a. Luas pasar secara geografis
Personal selling dapat mencukupi dalam pasar lokal terbatas akan tetapi dengan makin meluasnya pasar secara geografis, periklanan harus makin dipentingkan.
b. Jenis pelanggan
Strategi promosi dipengaruhi oleh jenis sasaran yang hendak dituju oleh perusahaan. Seperti : pengecer, pelanggan rumah tangga, atau perantara
c. Konsentrasi pasar
Jumlah keseluruhan calon pembeli juga merupakan pertimbangan. Makin sedikit calon pembeli makin efektif personal selling dibanding periklanan.
3. Sifat produk
Strategi promosi yang dilakukan oleh perusahaan juga dipengaruhi oleh produknya. Misalnya untuk barang konverian, strategi promosi yang dilakukan biasanya menggunakan periklanan, karena barang-barang konverian didistribusikan secara luas tidak memerlukan demonstrasi suatu penerangan. Sedangkan strategi promosi barang induistri seperti instalasi, biasanya menggunakan personal selling.
4. Tahap-tahap dalam produk life cycle.
Menurut Radiosunu (2001:234) produk seperti juga manusia, merupakan life-cycle (usia hidup), yang mana produk life-cycle ini meliputi beberapa tahap yang berbeda-beda. Dan masing-masing tahap berada dalam lingkungan pemasaran yang berbeda pula. Panjangnya life cycle ini juga membawa perbedaan antara produk yang satu dengan produk yang lainnya. Ini dapat dilihat melalui kontrol volume penjualan. Adapun pengaruh dari masing-masing tahap dalm produk life cycle ini terhadap strategi promosi adalah sebagai berikut :
a. Tahap perkenalan (introduction)
Disini produk mulai diperkenalkan, maka pada tahap ini diperlukan adanya strategi promosi secara besar-besaran. Namun demikian untuk ketiga variabel marketing mix lainnya, bukan berarti tidak penting, tapi yang dominan adalah peranan promosi. Untuk itu digunakan variabel harga dan promosi, maka perusahaan dapat memilih satu dari empat strategi yaitu:
1. Strategi profit tinggi
2. Penetrasi selektif
3. Preemptive
4. Profit rendah
b. Tahap pertumbuhan (Growth)
Merupakan tahap dimana penjualan meningkat dengan cepat dan diikuti pula oleh peningkatan laba.
c. Tahap kedewasaan (Moturitas)
Kebanyakan produk berada dalam tahap maturitas dari sikles kehidupannya. Tahap ini terdiri dari tiga bagian :
1. Maturitas berkembang (growth maturity) dimana penjualan total masih berkembang terus , tetapi dengan kecepatan yang semakin berkurang.
2. Maturitas stabil (stable maturity) dimana penjualan tidak lagi meningkat.
3. Maturitas memburuk (decaying maturity). Tingkat penjualan mulai menurun.
d. Tahap kemerosotan
Dengan menurunnya penjalan produk, bebe rapa perusahaan mengundurkan diri dari pasar, dan menanamkan modalnya di bidang lain yang lebih menguntungkan. Perusahaan yang bertahan mengurangi jumlah jenis produk yang dihasilkan, mengurangi anggaran promosi dan menurunkan harga jual untuk mencegah semakin menurunnya permintaan.
h. Hubungan promosi dan Penjualan
Istilah penjualan sering disamakan dengan istilah promosi. Padahal penjualan hanya meliputi kegiatan pemindahan barang atau jasa, atau penggunaa penjual saja. Dan tidak terdapat kegiatan promosi yang ditujukan untuk mendorong permintaan. Jadi penjualan hanya merupakan bagian dari promosi.
Sifat kegiatan dan struktur pelaporan di dalam perusahaan dapat berbeda. Namun pada prinsipnya semua ditujukan untuk memudahkan tugas penjualan. Bagi tenaga penjualan kegiatan pemasaran sangat penting. Mungkin salah satunya yang paling penting adalah periklanan, dimana efektifitasnya berkaitan langsung dengan kunjungan konsumen ke perusahaan. Dalam hal ini berhubungan langsung dengan jumlah penjualan yang dihasilkan.
Di dalam penjualan masalah pelayanan sangat penting, kunjungan seorang wiraniaga kepada para konsumen akan memberikan kemungkinan timbulnya banyak pesanan. Fungsi dari wiraniaga adalah mempromosikan produk yang dihasilkan perusahaan. Disamping itu juga dapat memberikan saran-saran yang menarik. Hal ini sangat efektif untuk meningkatakan penjualan.
Dengan demikian penjualan akan mengalami peningkatan apabila didukung oleh kegiatan promosi yang dilakukan secara obyektif dan intensif. Selain itu masalah produk, distribusi dan harga sebagai variabel pemasaran yang lain juga harus dipertimbangkan.
i. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penjualan
1. Kondisi dan Kemampuan Penjual
Penjual harus dapat meyakinkan pembeli agar berhasil mencapai target penjualan yang diinginkan. Untuk itu penjual harus memahami beberapa masalah penting yang berkaitan dengan penjualan, yaitu meliputi jenis dan karakteristik barang yang ditawarkan, harga produk, syarat penjualan seperti pembayaran, pelayanan setelah penjualan dan garansi.
2. Kondisi pasar
Faktor ini meliputi :
a. Jenis pasar, apakah pasar konsumsi atau pasar industry
b. Kelompok pembeli
c. Daya belinya
d. Keinginan dan kebutuhan
3. Modal
Jika modal besar dapat dilakukan kegiatan penjualan lebih banyak dibandingkan bila modal terbatas.
4. Kondisi perusahaan
Pada perusahaan besar masalah penjualan ditangani oleh bagian tersendiri (bagian penjualan) sedangkan pada perusahaan kecil biasanya oleh pimpinan sendiri.
5. Faktor lain
Meliputi periklanan, perorangan, pemberian hadiah dan kampanye sering mempengaruhi penjualan. Bagi perusahaan yang bermodal kuat kegiatan ini secara rutin dapat dilakukan sedangkan bagi perusahaan kecil jarang dilakukan.
j. Penelitian Terdahulu
Penelitian oleh Agus Triyono (2005) dengan judul Skripsi “Pengaruh Promotional Mix Terhadap Volume Penjualan PT. Daya Manunggal Di Salatiga”. Penulis menggunakan variabel penelitian berupa biaya promosi (personal selling dan periklanan) dan volume penjualan, dengan hasil penelitian menyatakan bahwa personal selling dan periklanan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap volume penjualan dan personal selling mempunyai pengaruh lebih besar daripada periklanan karena personal selling lebih besar dari periklanan.
Penelitian oleh Renny (2006) dengan judul skripsi “Pengaruh Variabel- Variabel Promotional Mix terhadap Volume Penjualan Pada Perusahaan UD. Lestari Di Karanganyar”. Penulis menggunakan variabel penelitian berupa biaya periklanan dan personal selling, dengan hasil menyatakan bahwa personal selling dan periklanan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap volume penjualan baik secara parsial (Uji t) maupun bersama-sama (Uji F) dan personal selling mempunyai pengaruh lebih besar daripada periklanan karena personal selling lebih besar dari periklanan.
- Kerangka Pemikiran
Pada PT. Coca Cola Company, dalam usaha meningkatkan volume penjualan agar dapat mencapai laba maksimal yaitu dengan melaksanakan kegiatan marketing mix. Khusus dalam penelitian ini yang akan dianalisa mengenai pengaruh variable - variabel yang terdiri dari periklanan, personal selling, sales promotion dan public relation yang disebut sebagai bauran promosi (promotional mix) terhadap volume penjualan.
Dengan demikian kerangka pemikiran yang penulis akan kemukakan adalah :
Adapun variabel yang berpengaruh adalah terdiri atas :
1. Variabel independen
a. Periklanan
Periklanan adalah bentuk komunikasi non individu dengan sejumlah biaya dengan media tertentu yang dilaksanakan oleh perusahaan organisasi non laba ataupun para individu. Adapun tujuan utama periklanan adalah meningkatkan permintaan atas produk yang ditawarkan.
b. Personal Selling
Personal selling adalah usaha untuk memperkenalkan suatu produk melalui komunikasi langsung (tatap muka) agar konsumen tertarik untuk membeli produk.
c. sales promotion
sales promotion adalah insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan dari suatu produk atau jasa.
d. public relation
public relation adalah membina hubungan baik dengan berbagai kelompok masyarakat yang berhubungan dengan perusahaan melalui publikasi yang mendukung, membina “citra perusahaan” yang baik dan menangani atau menangkal desas-desus, cerita, dan peristiwa yang dapat merugikan perusahaan
2. Variabel dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah volume penjualan. Data volume penjualan diambil selama 10 periode yaitu tahun 2000-2010.
C. Perumusan Hipotesis
Berdasarkan kajian teori yang telah diutarakan dimuka maka hipotesis yang diajukan adalah :
1. Diduga bahwa periklanan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap volume penjualan pada PT. Coca Cola Company Semarang pada tahun 2010.
2. Diduga bahwa personal selling mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap volume penjualan pada PT. Coca Cola Company Semarang pada tahun 2010.
3. Diduga bahwa sales promotion mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap volume penjualan pada PT. Coca Cola Company Semarang pada tahun 2010.
4. Diduga bahwa public relation mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap volume penjualan pada PT. Coca Cola Company Semarang pada tahun 2010.
5. Diduga bahwa periklanan, personal selling, sales promotion dan public relation secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap volume penjualan pada PT. Coca Cola Company Semarang pada tahun 2010.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian digunakan untuk mendapatkan data, informasi, keterangan, dan hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan penelitian. Sesuai dengan judul penelitian ini yaitu Analisis Pengaruh Variabel Promotion Mix Terhadap Volume Penjualan Pada PT. Coca Cola Company Semarang Tahun 2010.
Maka, penulis mengambil lokasi penelitian di PT. Coca Cola Company Semarang. Alasan dipilihnya lokasi tersebut sebagai tempat penelitian karena tersedianya data yang diperlukan.
2. Waktu Penelitian
Penelitian terhadap permasalahan yang telah dirumuskan dimuka direncanakan akan dilaksanakan setelah proposal ini disetujui dan dilaksanakan mulai dari kegiatan penyusunan usulan penelitian yang dilakukan pada bulan Januari sampai dengan bulan Maret tahun 2011. Penetapan waktu itu dimaksudkan agar yang diperlukan dalam penelitian benar-benar lengkap dan laporan penelitian dapat dilakukan secara cermat dan teliti.
B. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah cara atau teknik utama yang digunakan dalam melakukan suatu penelitian dengan melalui metode-metode ilmiah. Menurut Winarno Surachmad (2004:131) metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk menguji serangkaian hipotesis dengan menggunakan teknik serta cara-cara tertentu. Berdasarkan pengertian di atas dapat dipahami bahwa metode penelitian adalah cara atau teknik utama yang digunakan dalam melakukan suatu penelitian dengan penerapan metode-metode ilmiah.
Menurut Winarno Surachmad (2004) mengatakan bahwa metode penelitian juga dibagi menjadi tiga, yaitu: metode historik, metode deskriptif, dan metode eksperimental. Penelitian deskriptif tertuju pada pemecahan yang ada sekarang.
Menurut Suharsimi Arikunto (2006:309) mengemukakan “Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksud untuk mengumpulkan informasi mengenai status dan gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan”.
Berdasar keterangan di atas, maka peneliti menggunakan metode deskriptif dengan alasan sebagai berikut:
1. Penempatan diri pada pemecahan masalah sekarang dan bersifat aktual.
2. Penelitian ini menggunakan tahapan yang sistematis dengan cara mengumpulkan data, mengklasifikasikan data, dan menganalisis dan menginterpretasikan.
3. Menjelaskan setiap langkah penyelidikan deskriptif dengan teliti dan terperinci.
4. Menjelaskan prosedur pengumpulan data.
C. Populasi dan Sampel
1. Penetapan Populasi
Menurut Sugiyono (2007:72) menjelaskan, “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas generalisasi subyek atau obyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Dari pendapat di atas dapat dikatakan populasi bukan sekedar subyek yang akan diteliti atau dipelajari tetapi menyangkut keseluruhan karakteristik atau ciri subyek tersebut. Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan bagian pemasaran PT. Coca Cola Company Semarang.
2. Penetapan Sampel
Dalam populasi tidak seluruh anggota populasi harus diukur, tetapi sebagian saja. Oleh karenanya adanya keterbatasan kemampuan yang dimiliki peneliti serta keterbatasan dana dan waktu yang diperlukan seperti apa yang dikemukakan oleh Sugiyono (2007:73): “Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel dari populasi harus benar-benar mewakili”.
Menurut Suharsimi Arikunto (2006:109) yang dimaksud dengan sampel adalah “sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Sedangkan menurut Sugiyono (2007:73), sampel adalah “bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tertentu”. Maka dari itulah peneliti diperkenankan mengambil sebagian dari subyek populasi yang ditentukan, dengan catatan bagian yang diambil tersebut mewakili yang lain yang tidak diteliti.
Sedangkan Suharsimi Arikunto (2006: 134) mengemukakan tentang pedoman besarnya jumlah sampel yang seharusnya diambil "Bila subyeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semuanya, selanjutnya jika subyeknya cukup besar dapat diambil antara 10%-15% atau 20%-25% atau lebih...".
Dari uraian di atas, dalam penelitian ini penetapan sampel menggunakan pedoman dari Suharsimi Arikunto dimana dengan populasi 250 orang dan sampel yang diambil adalah pada bagian pemasaran saja yaitu 15 orang.
3. Teknik Pengambilan Sampel
Tehnik pengambilan sampel menurut Suharsimi Arikunto (2006:134-143) dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut :
1. Sampel Acak atau Sample Random
Teknik pengambilan sampel ini diberi nama demikian karena didalam pengambilan sampelnya peneliti mencampur subyek-subyek didalam populasi sehingga semua subyek dianggap sama.
2. Sampel Berstrata atau Stratified Sample
Apabila sampel terbagi atas tingkatan-tingkatan atau strata, maka pengambilan sampel tidak boleh diambil secara random. Adanya strata tidak boleh diabaikan dan setiap strata harus diwakili sebagai sampel.
3. Sampel Wilayah atau Area Probability Sample
Sampel wilayah dilakukan apabila ada perbedaan strata yang satu dengan strata yang lain.
4. Sampel Proporsi atau Proportional Sample
Teknik pengambilan sampel proporsi ini dilakukan untuk menyempurnakan penggunaan tehnik sampel berstrata atau sampel wilayah.
5. Sampel Bertujuan atau Purposive Sample
Sample bertujuan dilakukan dengan cara mengambil subyek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu.
6. Sampel Kuota atau Quota Sample
Teknik sampling ini juga dilakukan tidak mendasarkan diri pada strata atau daerah tetapi mendasarkan diri pada jumlah yang sudah ditentukan.
7. Sampel Kelompok atau Cluster Sample
Di dalam menentukan jenis cluster harus dipertimbangkan dengan baik apa ciri-ciri yang ada.
8. Sampel Kembar atau Double Sample
Sampel kembar adalah dua buah sampel yang sekaligus diambil untuk peneliti dengan tujuan untuk melengkapi jumlah apabila ada data yang tidak masuk dari sampel pertama, atau untuk mengadakan pengecekan terhadap kebenaran dari data sampel pertama.
Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah quota sampling yaitu teknik pengambilan sampel berdasarkan data yang sudah tersedia pada perusahaan, sehingga data tersebut benar – benar akurat dan nyata.
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Jenis dan Sumber Data
Menurut Suharsimi Arikunto (2006:99) ”Data adalah segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun suatu informasi, sedangkan informasi adalah pengolahan data yang dipakai untuk keperluan”. Data merupakan faktor yang sangat penting karena melalui data dapat diperoleh keterangan-keterangan yang diperlukan untuk membuktikan suatu kebenaran.
Suharsimi Arikunto (2006:223) ”Teknik pengumpulan data yaitu bagaimana peneliti menentukan metode setepat-sepatnya untuk memperoleh data, kemudian disusul dengan cara menyusun alat pembantunya, yaitu instrument”.
Oleh karena itu pengumpulan data dalam penelitian harus tepat karena mempengaruhi hasil dari penelitian tersebut dan dengan pengumpulan data tersebut dimaksudkan untuk memperoleh data atau keterangan yang benar-benar dapat dipercayakan dalam penelitian.
Penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang diperoleh dari sumber-sumber tidak langsung atau yang telah disusun oleh pihak lain yang ada kaitannya dengan penelitian.
Data ini meliputi :
- Data mengenai gambaran umum perusahaan
- Data volume penjualan tahun 2000 – 2010
- Data mengenai biaya personal selling, biaya periklanan, biaya sales promotion dan biaya public relation.
2. Metode Pengumpulan Data
Untuk pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian, metode yang digunakan adalah :
- Observasi
Dilakukan dengan mengadakan peninjauan langsung mengenai operasional perusahaan untuk memperoleh gambaran yang sebenarnya.
- Interview
Dilakukan dengan wawancara langsung dengan manajer personalia mengenai sejarah perkembangan perusahaan dan manajer pemasaran mengenai tingkat perkembangan volume penjualan perusahaan.
- Dokumentasi
Dilakukan dengan melihat catatan mengenai data-data yang ada hubungannya dengan penelitian.
E. Metode Analisis Data
1. Pengujian Normalitas Data
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel dependen, variabel independen, atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah model regresi yang berdistribusi normal. Uji normalitas dapat dilakukan dengan menggunakan uji kolmogorov – smirnov (goodness of fit) (Imam Ghozali, 2001). Pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi frekuensi hasil pengamatan sesuai dengan expected normal frequents distribusi. Dalam uji kolmogorov - smirnov yang diperbandingkan adalah distribusi frekuensi komulatif hasil pengamatan dengan yang diharapkan. Berikut ini probabilitas untuk menentukan apakah distribusi tersebut normal atau tidak normal.
Kriteria pengambilan kesimpulan adalah :
Nilai sig / probabilitas <>
Nilai sig / probabilitas > 0,05 maka distribusi normal.
2. Uji Asumsi Klasik
a. Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas berarti terdapat varian variabel yang tidak sama dalam model regresi yang terbentuk. Konsekuensi adanya heteroskedastisita dalam model regresi ini adalah penaksiran yang diperoleh tidak efisien, baik dalam sampel kecil maupun sampel besar. Model regresi yang baik tidak terjadi heteroskedastisitas. Deteksi adanya heteroskedastisitas dapat dilakukan dngan menggunakan model Glejser dengan melihat signifikansi output yang lebih besar. Jika nilai probabilitas (nilai sig) lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan tidak ada heteroskedastisitas dan sebaliknya ( Imam Ghozali, 1995 : 81-82 ).
b. Multikolinieritas
Uji Multikolinieritas dilakukan untuk menguji ada tidaknya korelasi antar variabel bebas (Gujarati, 1978 : 157). Uji ini dilihatberdasarkan nilai Variance Inflation Factor (VIF) yang diperoleh. Tidak adanya korelasi yang tinggi (di atas 0,90) menunjukkan tidak adanya multikolinearitas antar variabel bebas. Selain itu dari nilai VIF diketahui tidak satupun menunjukkan nilai di atas 10 atau nilai tolerance 0,10.
c. Autotokorelasi
Autokorelasi dapat didefinisikan sebagai korelasi antara anggota serangkaian observasi yang disusun menurut urutan waktu (seperti data time series) atau urutan ruang/tempat (data cross sectional), atau korelasi yang timbul pada dirinya sendiri ( Sugiarto, 1992 ). Adanya autokorelasi dapat mengakibatkan penaksiran mempunyai varian tidak minimum (Gujarati, 1997) dan uji t tidak dapat digunakan, karena akan memberikan kesimpulan yang salah (Rietveld dan Sunaryanto, 1994 ). Ada tidaknya autokorelasi dalam penelitian ini dideteksi dengan menggunakan uji durbin – watson. Kriteria pengambilan kesimpulan adalah sebagai berikut:
- Jika nilai d tepat sama dengan 2 maka tidak terjadi autokorelasi sempurna.
- Jika nilai d antara 1,5 sampai 2,5 maka data tidak mengalami autokorelasi.
- Jika nilai d = 0 sampai 1,5 maka memiliki autokorelasi positif.
- Jika nilai d > 2,5 sampai 4 maka memiliki autokorelasi negatif.
3. Analisis Regresi Berganda
Adalah teknik analisa data untuk mengetahui pengaruh antara variable bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Dimana variabel X terdiri dari personal selling (X1), periklanan (X2), sales promotion (X3) dan public relation (X4) (Djarwanto Ps dan Pangestu Subagyo, 1993: 352). Rumus persamaan regresi adalah :
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 + e
Dimana :
Y = Volume penjualan
a = Nilai konstanta
b1b2 = Koefisien regresi
X1 = Biaya personal selling
X2 = Biaya periklanan
X3 = Biaya sales promotion
X4 = Biaya public relation
a. Uji Hipotesa dengan menggunakan uji t
Uji t digunakan untuk menguji secara parsial masing-masing variabel. Hasil uji t dapat dilihat pada tabel coefficients pada kolom sig (significance). Adapun langkah-langkah pengujian :
a. Menentukan formulasi hipotesis nihil (Ho) dan hipotesis alternatif (H1)
1. Hipotesis 1: diduga bahwa periklanan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan volume penjualan pada PT. Coca Cola Company Semarang tahun 2010.
Ho : b1 = 0 artinya tidak ada pengaruh yang signifikan antara periklanan terhadap peningkatan volume penjualan pada PT. Coca Cola Company Semarang tahun 2010.
Hi : bi ≠ 0 artinya ada pengaruh yang signifikan antara periklanan terhadap peningkatan volume penjualan pada PT. Coca Cola Company Semarang tahun 2010.
2. Hipotesis 2 : Diduga bahwa personal selling mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan volume penjualan pada PT. Coca Cola Company Semarang tahun 2010.
Ho : b2 = 0 artinya tidak ada pengaruh yang signifikan antara personal selling terhadap peningkatan volume penjualan pada PT. Coca Cola Company Semarang tahun 2010.
Hi : bi ≠ 0 artinya ada pengaruh yang signifikan antara personal selling terhadap peningkatan volume penjualan pada PT. Coca Cola Company Semarang tahun 2010.
3. Hipotesis 3: Diduga bahwa sales promotion mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan volume penjualan pada PT. Coca Cola Company Semarang tahun 2010.
Ho : b3 = 0 artinya tidak ada pengaruh yang signifikan antara sales promotion terhadap peningkatan volume penjualan pada PT. Coca Cola Company Semarang tahun 2010.
Hi : bi ≠ 0 artinya ada pengaruh yang signifikan antara sales promotion mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan volume penjualan pada PT. Coca Cola Company Semarang tahun 2010.
4. Hipotesis 4 : Diduga bahwa public relation mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan volume penjualan pada PT. Coca Cola Company Semarang tahun 2010.
Ho : b4 = 0 artinya tidak ada pengaruh yang signifikan antara public relation terhadap peningkatan volume penjualan pada PT. Coca Cola Company Semarang tahun 2010.
Hi : bi ≠ 0 artinya ada pengaruh yang signifikan antara public relation terhadap peningkatan volume penjualan pada PT. Coca Cola Company Semarang tahun 2010.
b. Menggunakan taraf signifikansi (α) = 0,05
- Kriteria pengujian
Daerah di tolak daerah di tolak
Daerah
Diterima
-t(α/2;n-k-1) t(α/2;n-k-1)
Ho diterima apabila : -ttabel <>
Ho ditolak apabila : - thitung > ttabel atau thitung < -ttabel
- Perhitungan nilai t
thitung =
Dimana :
b = The regresion coefficient
α = Koefisien regresi parameter
Sb = Standard error the regression coeficient
- Kesimpulan
f. Jika thitung > ttable maka Ho ditolak sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat.
b. Uji hipotesa dengan menggunakan Uji F
Uji F digunakan untuk menguji hipotesis pertama, yaitu mengetahui besarnya pengaruh secara bersama-sama antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Adapun langkah-langkah pengujian :
a. Menentukan formulasi hipotesis nihil dan hipotesis alternatif
Ho = b1 = b2 = b3 = b4 = 0 berarti tidak ada pengaruh yang signifikan antara periklanan, promotion selling, sales promotion dan public relation secara bersama-sama terhadap produktivitas kerja.
Ho = b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ b4 ≠ 0 berarti ada pengaruh yang signifikan antara periklanan, personal selling, sales promotion dan public relation secara bersama-sama terhadap produktivitas kerja.
- Menentukan taraf signifikansi (α) = 0,05
- Kriteria pengujian
Daerah ditolak
Daerah diterima
F(α ,k-1,n-k)
Ho diterima apabila : Fhitung <>
Ho ditolak apabila : Fhitung > Ftabel
- Perhitungan nilai F
F hitung =
Dimana:
JKR = jumlah kuadrat regresi
JKS = jumlah kuadrat sisa
n = jumlah sampel
k = banyaknya variabel bebas
- Kesimpulan
Jika Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak sehingga dapat dikatakan bahwa variabel bebas secara bersama-sama tidak berpengaruh signifikan dan positif terhadap variabel tidak bebas.
c.Koefisien Determinasi
Yaitu analisa untuk mengukur proporsi sumbangan dari variable bebas dengan variabel terikat yang terdapat dalam model regresi, dengan menggunakan rumus sebagai berikut: (Haryono. S, 1995:209)
DAFTAR PUSTAKA
Bagus Tri Purnomo, (2005), “Pengaruh Variabel-Variabel Promotional Mix Terhadap volume Penjualan Pada PT. Daya Manunggal Di Salatiga”. Skripsi.
Basu Swastha DH., (2000), Asas-asas Marketing, Edisi III, Yogyakarta : Liberty.
Basu Swastha dan Irawan, (1999), Manajemen Pemasaran Modern, Edisi 2,
Yogyakarta : Liberty.
Djarwanto PS dan Pangestu Subagyo, (1993), Statistik Induktif, Edisi 4, Yogyakarta : BPFE.
Eny Khotiah, (2005), “Pengaruh Variabel-Variabel Promotional Mix Terhadap Volume Penjualan Pada Perusahaan UD. Lestari Di Ngawi”. Skripsi.
Fandy Tjiptono, (1995), Strategi Pemasaran, Yogyakarta : Andi Offset.
Ghozali, Imam. 2001. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Gujarati, Damodar. 1997. Ekonometrika Dasar. Jakarta : Erlangga.
Haryono Subiyakto, (1995), Statistik (Inferen) Untuk Bisnis, Edisi Pertama, Yogyakarta : Penerbit STIE YKPN.
Indriyono Gitosudarmo, (1995), Manajemen Pemasaran, Edisi Pertama, Yogyakarta : BPFE.
Kotler, Philip, (1993), Manajemen Pemasaran, Analisis Perencanaan dan
Pengendalian, Edisi Keenam, Jakarta : Erlangga.
Radiosunu, (2001), Manajemen Pemasaran Suatu Pendekatan Analisis, Edisi Kedua, Yogyakarta : BPFE.
Sofyan Assauri, (1998), Manajemen Pemasaran dasar, Konsep dan Strategi, Jakarta Utara : CV. Rajawali.
William J. Stanton, (1996), Prinsip Pemasaran I, Edisi Ketujuh, Jakarta : Erlangga.
Wiyadi, Mulyadi, Diah Murdianti, (1995), Manajemen Pemasaran I, Edisi Revisi,
Surakarta : FE UMS.